"Volunteering is about giving your time to a good cause. You don't get paid, but you do get the chance to use your talents, develop new skills, and experience the pleasure that comes from making a real difference to other people's lives, as well as your own." - Volunteer Bristol
Kenapa kamu mau jadi volunteer?
Salah satu volunteer dari Rumah Belajar Rawamangun melontarkan pertanyaan itu ke sesama teman-teman volunteer lainnya. Lalu dia menjawab pertanyaannya sendiri.
"Oke, mungkin dimulai dari saya dulu. Buat saya ikut acara begini itu alasannya simpel. Untuk mengisi waktu luang. Senin-Jum'at udah padet untuk kerja. Jadi, pas weekend pengen ada kesibukan lain biar refresh.
Dan begitu mendengar jawabannya ini reaksi aku walaupun cuma dalam hati
"Bener banget! Ini dia nih yang gak ribet alasannya. Gak perlu punya visi misi mencerdaskan kehidupan bangsa segala. Hahaha.."
*****
Definisi volunteer dari Bristol di atas menggarisbawahi bahwa satu hal yang pasti didonasikan oleh semua volunteer adalah waktu. Karena waktu gak akan bisa kembali *eaaaaa*. Selain waktu juga sebenarnya ada hal lain yang kita "donasikan" tapi tidak masuk ke definisi, yaitu uang. Iya dong, itu fakta kan? Seolah-olah tabu untuk membicarakan uang karena ini kegiatan sosial. Tapi uang juga masalah yang sensitif. Karena kita tidak bayar atas apapun yang kita lakukan, otomatis segala biaya yang kita keluarkan untuk transportasi dan konsumsi ditanggung sendiri. Jadi sebelum mengajukan diri menjadi volunteer, 2 hal ini baiknya jadi pertimbangan pribadi, waktu dan biaya.
OK, tapi terus apa dong yang bakal didapetin, uda keluar duit buang waktu pula?
Volunteer itu ya gampang-gampang susah menurutku. Susah kalau dana terbatas, waktu juga terbatas. Aku pernah lho gak jadi ikut kegiatan festival Indonesia Mengajar ya karena gak ada biaya. Ya mau gimana lagi. Dengan punya tujuan yang positif, atau setidaknya kita (atau aku) mengganggap apa yang kita lakukan saat itu adalah baik dan ada manfaatnya, buat orang lain dan buat diri sendiri. Mencari manfaat buat diri sendiri itu penting lho. Jangan kaget kalau di luar sana bakal banyak orang yang memandang aneh orang yang meluangkan waktunya ngelakuin segitu banyak hal orang lain yang kenal aja nggak dan dibayar aja nggak. "Ngapain sih lo, kayak gak ada kerjaan lain aja.." :|
Salah satu volunteer Rumah Belajar Rawamangun yang aku ceritain di atas menurut aku punya alasan yang cukup sederhana. Sederhana tapi bermakna *cieeee* *uhuuuk*. Alasan aku pun juga gak jauh beda, cuma karena Rawamangun deket dari rumah. Aku pernah ikut beberapa kegiatan yang lokasinya jauh, jauh banget di Ujung Aspal, Pondok Gede. Dari rumah ku di Matraman kalau mau ke sana perjalanan sekitar 2 jam. Acara mulai jam 9, jadi aku harus berangkat jam 7? Hmmm...ya dan akhirnya it only last for less than 3 months. Cuapek di jalan sist... Hehehe
Rumah Belajar Rawamangun.
Aku gak inget asal muasalnya dari mana. Pernah daftar apa, dimana, kapan, gak inget. Mungkin kalau dari awal aku tau ini turunan Turun Tangan, I won't come :p Waktu itu kebetulan lagi cek email lama dan salah satunya ada diemail yang isinya first meet up untuk Rumah Belajar dan di Rawamangun. "Wah deket nih", pikir ku, "Mari kita lihat berapa lama aku bisa komit, masa cuma gitu2 doang ikut volunteer.." Kira-kira itu yang ngebuat aku mau ikut jadi volunteer di Rumbelraw. I give challenge to my self.
Fakta lainnya adalah aku gak bisa ngajar atau lebih tepatnya aku gak bisa nyanyi2 depan kelas supaya satu kelas ikutan nyanyi bareng. Do not ever put me in the spotlight where I have to make others people do the same thing like I do. But, Hey! I can make someone to do that, standing in front of the class with confidence and singing like a bird! Hahaha let's meet that guy!
Dan mereka memanggil satu sama lain "Kakak"
Semua yang sukarelawan yang partisipasi di Rumah Belajar Rawamangun ini akan dipanggil "Kakak" untuk mengikuti panggilan dari adik-adik yang akan diajar. Hampir semua kegiatan yang basisnya mengajar sosial akan menggunakan kata panggilan "Kakak". Giordanonya kakak...
Perasaan "yes! gw gak berasa tua" itu cuma berlangsung sekian minggu sampai akhirnya aku tau sebagian besar masih kuliah. Masih kuliah artinya 2-3 tahun lebih muda dari aku *straight face* dan bahkan ada yang baru lulus SMA *freezing*. Tanya sana sini, emang gak ada yang seangkatan? 1 orang pun gak ada? Ya Tuhaaan ini gw nyasar apa gimana yak. Mungkin temen-temen seangkatan uda gak ngurusin beginian lagi. Mungkin kayak gini udah lewat masanya. Mungkin harusnya seumuran aku sekarang yang diurus adalah suami sama anak sendiri *ngumpet dipojokan* *pura-pura kuat* *besok sebar undangan* *undangan sunat* :'D
Berjalannya minggu pun, makin tau satu per satu kakak-kakak di sini. Cuma tau, tapi gak kenal-kenal banget. Hehehe. Tangan aku rasanya gak nyampe untuk salaman satu per satu ke semuanya. Buat aku, kenal sama orang dan bisa jadi deket itu sangat menyenangkan. Walaupun usia mereka lebih muda, tapi banyak hal yang malah aku belajar dari mereka. Mereka ini memang masih kuliah, tapi mereka kerja buat ngebiayain kuliah mereka sendiri. Ada yang rela gak kuliah dulu karena cuma mau kuliah di PTN. Ada yang rela gak kuliah di PTN karena gak dapet beasiswa dan gak cukup dana untuk biaya sendiri. Ada yang jauh-jauh ke Semarang, kerja cari uang, supaya gak ngebebanin orang tua daripada di rumah gak ada kegiatan dan belum kuliah. Kerja keras dari Senin sampai Senin, yang kalau aku bayangin aja capek.
Selain dari kehidupan di luar Rumbelraw, yang bikin aku gak nyangka adalah rumah mereka gak tanggung-tanggung jauhnya. Ada yang dari Depok, bahkan dari Cikarang. Itu kira-kira 20 tahun kemudiaaan... Akhirnya ya paham kalau di setiap pertemuan hari ini yang dateng ABCD, minggu depan yang dateng BCDE, sampai akhirnya ada VXYZ
Dan gak bermaksud cinderella story sih, tapi kakak-kakak di sana ngebuka satu pintu di diri aku. Jadi mereflektif ngeliat diri sendiri, gak kebayang kan kalo aku yang harus gak kuliah dulu terus adek yang lenggang lenggong kuliah? Harus berlama-lama di jalan kalau mau menuju pusat kota. Pun gak harus ke pusat kota pun, gak bikin jadi mati kelaperan. The truth is, jalan hidup orang memang beda-beda. Satu masalah yang dihadapi oleh satu orang, gak lantas ngebuat masalah orang lain jadi terlihat gak penting atau sepele. Tapi ngebuat kita lebih pandai menghargai orang lain, pandai berempati. Jangan ngeliat diri sendiri mulu deh, liat orang lain, kalau kita ada di posisi mereka, bisa gak? Maka nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan?
*****
Menciptakan perbedaan di kehidupan orang lain itu menurut ku sesuatu yang berat, karena sebenarnya kita gak pernah seutuhnya bertanggung jawab akan hidup orang lain. Dokter, pengacara, psikolog, bahkan pemuka agama sekalipun hanya memberikan pilihan. Pun menjadi volunteer mungkin manfaat yang kita lakukan hari ini baru akan terasa 10 tahun lagi, mungkin. Tapi kalau manfaat untuk diri sendiri, itu kita sendiri yang tentuin. Setuju kan kalau apapun yang kita lakukan harus ada manfaatnya, iya kan? Hehehehe *benerin mic* *jama'aaaahh..*
Sekarang aku formally keluar dari grup Rumah Belajar Rawamangun. Bukan karena sibuk, karena gak ada orang sesibuk itu selama dia masih bisa duduk2, ngobrol, ketawa-ketawa. Anyway, I somehow love this quote "We met as strangers, but we leave as friend".
|
Pada jaman dahulu kala.. Pada jaman Jahiliyah.. |
|
Here you are! The guy who get along so well with kids |
|
Thank you! :D |